Kamis, 18 April 2013

Selamat Ulang Tahun

Hai,
Aku sedang menebak-nebak, kira-kira prosesi apa yang tengah kamu siapkan. Kamu selalu tergila-gila berprosesi. Segala sesuatu harus dihantakan dengan sempurna dan terencana. Perayaan dan peringatan menyesaki kalendar kita sepanjang tahun, dan tidak pernah kamu bosan, bahkan kamu semakin ahli. Malam ini kamu menantangku berhitung dengan stop watch. Teleponku akan berdering tepat setengah jam lagi. Sungguh, kamu sudah sehebat itu. Janjimu adalah matahariku yang terbit dan terbenam tanpa pernah keliru.

Sambil menunggi, izinkan akj berkelakar mengenai kamu dan sayap. Sejak kepindahanku ke negara lain, kamu terobsesi dengan segala makhluk bersayap. Kamu percaya bahwa manusia bersayap adalah hibrida termulia, di atas manusia bersirip dan berinsang. Aku ingin percaya kamu cukup cerdas untuk tidak mencoba terbang kemari. Kalaupun. Itu bisa terjadi, aku khawatir kamu mati lemas di jalan lalu jatuh ke laut. Dimakan hiu. Dan jadilah kalian hibrida yang liar biasa. Manusia bersayap di dalam perut makhluk bersirip berinsang.

Dengan caramu mengagungkan momentum, kamu membuatku ikut percaya betapa sakral peluk cium 14 Februari atau tiupan trompet tahun baru yang harus jatuh tepat 00.00. Kamu membuatku percaya ada poin tambahan jika memperlakukan hidup seperti arena balap lari. Namun, imanku pada arena itu luruh dalam satu malam karena kegagalanmu menyentuh garis finis. Lihatlah detik itu, jarum jam itu, momentum yang tak lagi berarti di detik pertama kamu gagal mengucapkan apa yang harusnya kamu ucapkan....lima menit lalu...

Aku tidak tahu kemalangan jenis apa yang menimpa kamu, tapi aku ingin percaya ada insiden yang cukup dahsyat di dunia serbaseluler ini hingga kamu tidak bisa menghubungiku. Mungkinkah matahari lupa ingatan lalu keasyikan terbenam atau terlambat terbit? Bahkan, kiamat pun hanya bicara soal arah yang kebalik, bukan soal perubahan jadwal. Atau mungkinkah ini akan jadi salah satu tanda kiamat kecil yang orang ramai gunjingkan, tentang lelaki bercinta dengan lelaki, dan perempuan berbaju lelaki, lelaki bercinta dengan lelaki, dan perempuan bercinta dengan perempuan, dan kalau mereka mau menengok sejarah manusia ribuan tahun terakhir ini, tidaklah tanda semacam itu sudah klise, dan kiamat harus menyiapkan tanda-tanda baru bila masih ingin jadi hari yang paling diantisipasi, dengan misalnya, mengadopsi absurditas yang terjadi malam ini? Malam di mana kamu terlambat mengucapkan apa yang harusnya kamu ucapkan... Satu jam yang lalu....

Suatu waktu nanti, saat kamu berhenti percaya manusia bisa punya sayap selain lempeng besi yang didorong mesin jet, saat kamu berhenti percaya hidup lebih bermakna bila ada wasit menyalakkan aba-aba "1,2,3", kamu boleh terus percaya bahwa kemarin... Besok... Lusa.... Dan hari-hari sesudah itu... Aku masih di sini. Menunggumu kamumengucapkan apa yang harusnya kamu ucapkan... Berjam-jam yang lalu:

" Selamat ulang tahun."

Tapi dari itu semua ada yang harusnya lebih penting. Akuningin ingin membisikkan selamat tidur, jangan bermimpi. Mimpi mengurangi kualitas istirahatnya. Dan untuk bersamaku, ia tak perlu bermimpi. Tapi.. Saya bermimpi... Walau begitu, keinginan itu,,, tidak ketinggian, kan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar